Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi

Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi - Hallo sahabat Berita Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi
link : Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi

Baca juga


Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi



MANADO, Elnusanews - - Polemik Rancangan Undang-Undang (RUU) Pesantren dan Pendidikan Keagamaan terus bergulir meski RUU tersebut baru dimasukan dalam UU Prioritas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Terkait hal tersebut Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado mengelar diskusi dalam rangka menyerap aspirasi dari masyarakat, yang digelar di AULA IAKN Kota Manado, Senin (19/11).

Diakui Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher, RUU tersebut belum sampai dimeja kerjanya meski RUU ini sudah masuk dirana publik dan menimbulkan berbagai macam penolakan atau masukan usul dan saran.

"Kami sebagai tumpuan dan harapan bagi rakyat serta aspirasi untuk mendengarkan rekomendasi masukan dari rakyat kita akan terima persoalnya, Kami DPR belum menerima karena baru diajukan paripurna yang lalu kemudian diteruskan kepada pemerintah ketika sudah disetujui kita buatkan Panja RUU pesantren,"paparnya.

Taher juga menyatakan, untuk sekolah minggu tidak akan terganggu dengan RUU. Kenapa demikian, karena sekolah ini sama halnya dengan sekolah islam ada pendidikan non formal maka itu tidak diatur secara formal tetapi diatur berdasarkan kebutuhan internal agama masing-masing.

"Sekolah minggu itu kan kebutuhan anak didik kita, mengenai pendidikan keagamaan negara seharusnya tidak bisa megintervensi karena itu adalah aspek sabjektif, maka yang dibutuhkan disini sarana dan prasarana agar dibantu oleh pemerintah,"tegasnya.

Berdasarkan UUD pasal 28 tahun 1945 pasal 28 huruf "d" mengatakan negara harus menjamin dan memberikan pertama. Pengakuan, jaminan, perlindungan, kepastian hukum. Mengenai warga negara republik indonesia.

"Nah, untuk UU ini masih dalam perdebatan apakah RUU pesantren ini akan ditambahkan pendidikan agama atau tidak,"pungkasnya. 

Disisi lain, Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI Thomas Pentury menambahkan, pendidikan yang berkarakter adalah pengaruh jiwa seseorang karena agama, budaya, adat istiadat, alam, dan juga pandangan-pandangan imani menjadikan jiwa sesuatu maka terbetuknya pribadi. Kepribadian inilah yang menjadi karakter.

"Saya berkehendak dan bercita-cita institut agama kristen negeri keluarnya menjadi, pertama mandiri, profesional, dan berkarakter ketika ke tiga-tiganya ini bisa diwujudkan maka itulah jiwa kampus IAKN yang akan mendatang," ujar Rektor Universitas Pattimura periode 2012-2016 ini.

Sementara itu, anggota komisi DPR RI Dapil Sulut Bara Krishna Hasibuan Walewangko yang hadir saat itu mengatakan bahwa, meski RUU ini belum dibahas namun dirinya sudah banyak menangkap keresahan terhadap RUU ini, terutama pasal yang mengatur kegiatan sekolah minggu khususnya komunitas kristen. Maka dari itu, dirinya langsung menghubungi ketua DPR RI agar bisa langsung berdiskusi dengan publik yang ada di Kota Manado.

Bara berpendapat bahwa sekolah minggu tidak perlu diatur karena itu merypakan sekolah non formal jadi jika ada campur tangan pemerintah di pendidikan non formal maka itu merupakan sesuatu yang sangat jauh.

"Sekolah minggu sudah menjadi tradisi bagi umat kristen dan itu adalah bagian dari ibadah setiap hari minggu untuk anak-anak yang sudah berlangsung ratusan tahun dan tidak pernah ada masalah sama sekali," tukasnya.

Bara pun berharap kampus IAKN menjadi institut pendidikan yang berkelas dan bisa memberikan kontribusi terhadap sulut untuk meningkatkan kualitas dari pembangunan manusia atau menang dalam segala sesuatu bukan hanya dengan kekuatan kualitas tetapi menjadikan manusia yang mempunyai modal atau peran yang sangat strategis.

"Saya percaya bukan hanya kampus lain yang bisa menciptakan orang-orang baik kampus IAKN manado ini juga saya yakin bisa mencetak-mencetak manusia yang sangat unggul." harapnya.

Ketua F-PAN ini juga menambahkan bahwa sebagai manusia kita bukan hanya mempunyai ilmu intelektual skil dan kemapuan praktikel saja, akan tetapi juga sebagai manusia harus mempunyai iman.

"Tentunya kita juga mengharapkan manusia-manusia itu bukan hanya mempunyai ilmu intelektual skil dan kemampuan pratikel saja, tetapi juga manusia yang mempunyai iman. Karena kenapa? ketika manusia itu tidak mempunyai iman yang kuat maka seorang itu tidak mempunyai etika bisnis moral. Jadi, saya percaya dan saya yakin kampus IAKN pengajaran iman pasti sangat ditekankan dikampus ini," tandasnya.

Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Komisi VIII DPR RI Dr. H. M. Ali Taher S.H., M.Hum bersama rombongan dan Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI Thomas Pentury serta Anggota DPR RI dapil Sulut Bara Krishna Hasibuan Walewangko. (***)



Demikianlah Artikel Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi

Sekianlah artikel Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Polemik RUU Pesantren Terus Bergulir, IAKN Gelar Diskusi dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2018/11/polemik-ruu-pesantren-terus-bergulir.html

Subscribe to receive free email updates: