20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan

20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan - Hallo sahabat Berita Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan
link : 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan

Baca juga


20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan

Sihar saat berkunjung di dua desa |Foto
Istimewa
LABUHAN BATU - Warga Desa Tanjung Sarang Elang dan Desa Sei Jawi Jawi Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu mengharapkan jembatan penghubung kedua desa tersebut. 


Harapan tersebut disampaikan warga kepada Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara Sihar Sitorus, di dermaga penyeberangan Desa Tanjung Sarang Elang, Rabu (13/6/2018) siang. "Keinginan warga di sini, minta dibangun jembatan penghubung Desa Tanjung Sarang Elang dan Desa Sei Jawi Jawi. Ini sudah lama kami sampaikan, sudah ada 20 tahun. Warga sudah setuju, tapi tidak ada dilakukan (pembangunan)," ungkap salah seorang warga Desa Tanjung Sarang Elang, Syukur Lubis.


Desa Tanjung Sarang Elang dan Desa Sei Jawi Jawi ini dipisahkan Sungai Bilah yang membentang sepanjang 850 meter. Desa Sei Jawi Jawi inilah yang terpisah dari desa lainnya di Kecamatan Panai Hulu. Padahal, dari Desa Sei Jawi Jawi ini salah satu akses menuju Kabupaten Labuhan Batu Utara. "Memang bisa jalan darat dari Sawit Jaya. Tapi kondisi jalannya rusak, banyak abu. Waktunya pun lebih lama lagi, jarak ke sana 35 km. Kalau menyeberang dari sini, sekitar 10 menit," jelas pedagang itu.


Menanggapi hal tersebut, Sihar menilai, memang sepatutnya jembatan penghubung itu dibutuhkan masyarakat kedua desa. Hal ini juga untuk menunjang perekonomian masyarakat. "Dengan adanya jembatan penghubung, lebih hemat dari segi biaya dan efisien waktu," tutur Sihar.


Namun, lanjut pendamping Djarot Saiful Hidayat itu, pembangunan jembatan tersebut perlu dilakukan musyawarah, dengan melibatkan pemerintah, pihak terkait dan perwakilan seluruh lapisan masyarakat kedua desa. Sebab, ia menilai, dengan adanya jembatan penyeberangan atau pun penghubung kedua desa itu, tentu ada pihak yang dirugikan.

 "Pasti ada pihak yang dirugikan, seperti warga yang mata pencahariannya sebagai penyedia jasa penyeberangan dengan kapal boat. Namun, perlu dilihat secara keseluruhan apa dampaknya, adanya pembangunan jembatan penghubung kedua desa itu. Semua itu, perlu dilakukan dengan langkah kanan, untuk mewujudkanya," pungkas pria murah senyum itu. (red/rls)


Demikianlah Artikel 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan

Sekianlah artikel 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 20 Tahun Warga 2 Desa di Labuhanbatu Menantikan Pembangunan Jembatan dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2018/06/20-tahun-warga-2-desa-di-labuhanbatu.html

Subscribe to receive free email updates: