Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI

Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI - Hallo sahabat Berita Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI
link : Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI

Baca juga


Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI


Suarasagunews.- Kurang lebih 50 tahun silam, Papua Barat secara resmi bergabung ke dalam NKRI setelah lama berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Sayangnya masih ada banyak orang Papua yang mempermasalahkan kembalinya Papua ke dalam NKRI dan menuntut pemisahan Papua dari NKRI. Belum lagi ditambah dengan provokasi-provokasi OPM yang terkadang memutarbalikkan fakta. Tanggal 1 Mei ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai Hari Kembalinya Irian Barat Ke NKRI. Dalam sejarah tercatat bahwa pada tanggal 1 Mei 1963, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengembalikan Irian Barat ke pemerintah Republik Indonesia disertai dengan syarat bahwa rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan sendiri nasib mereka apakah akan bergabung dengan NKRI atau membentuk negara sendiri sebelum akhir tahun 1969. Sesuai dengan syarat tersebut, Pemerintah Indonesia melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969.

Hasil Pepera menunjukkan keinginan mutlak rakyat Irian Barat untuk bergabung dengan NKRI. Keabsahan Pepera juga diakui dunia dengan keluarnya Resolusi PBB nomor 2504 pada Sidang Umum PBB 19 November 1969. Dalam sidang itu, 82 negara setuju, 30 negara abstain dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju atas keabsahan Pepera Papua. Dalam jajak pendapat tersebut diperolehlah hasil bahwa rakyat Irian Jaya Barat memilih untuk tetap bersatu dengan pemerintah Indonesia. Hasil itu lalu diserahkan kepada Dr. Fernando Ortiz Sanz (wakil PBB untuk mengawasi Pepera) untuk kemudian dilaporkan pada saat sidang PBB ke-24 tanggal 19 November 1969.

Dari bukti sejarah diatas maka jelas kembalinya Irian Jaya Barat (Papua) ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan murni keinginan dari rakyat Irian Jaya Barat sendiri. Proses Pepera tersebut juga berlangsung sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku menurut Hukum Internasional yang relevan dan diakui oleh PBB serta dunia Internasional.

Seiring dengan kembalinya Papua ke NKRI, muncul pula sebuah gerakan yang menamakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tujuan organisasi ini adalah secara gamblang ingin melepaskan diri dari NKRI. Wujudnya adalah dengan melakukan teror-teror bersenjata terhadap pemerintah, TNI/Polri maupun masyarakat sipil. Hal ini sangat jelas mengganggu kemanan dan ketertiban serta proses pembangunan di Papua. Ulah kelompok ini sangat meresahkan masyarakat sehingga keberadaanya tidak diterima masyarakat. Aparat pemerintah, dalam hal ini Polri dengan dibantu TNI giat melaksanakan patroli dan pengamanan di daerah-daerah dimana OPM beraksi dan tidak segan-segan menumpas mereka yang bersenjata. Karena posisinya semakin terdesak, kelompok separatis ini memindahkan basis ke hutan dan gunung, terutama di daerah Puncak Jaya.

Awalnya banyak masyarakat yang ikut “berjuang” dan rela hidup menderita di gunung dan hutan karena bujuk rayu dan janji-janji manis sang pemimpin kelompok, Goliath Tabuni. Mereka dijanjikan sebuah kemerdekaan dan kesejahteraan setelah merdeka. Ditambah dengan penguatan isu rasis yang menyatakan bahwa mereka adalah ras Melanesia yang berbeda dengan penduduk Indonesia di daerah lain, semakin membuat mereka percaya. Padahal dengan latar belakang sejarah yang valid, sudah jelas dan mutlak bahwa Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI. Konsep NKRI pun dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara berpulau-pulau dengan keanekaragaman suku dan budaya yang mewajibkan tiap orang saling menghormati. Jadi ras apapun, apakah itu Melayu, Jawa, Aceh, Maluku, Papua dan yang lainnya adalah satu kesatuan bangsa Indonesia dan itulah yang mempersatukan Indonesia dan menjadikannya negara yang memiliki keistimewaan khusus.

Semakin intensnya pemerintah dalam membangun Papua membuat anggota kelompok separatis semakin sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan selama ini adalah salah dan sisa-sia. Tindakan mereka selama ini justru malah menghambat pembangunan di Papua. Dengan kebulatan tekad dan kesadaran yang tinggi akhirnya mereka membelot dari “komandan” Goliath Tabuni dan turun gunung untuk berbaur dengan masyarakat. Mereka pun akhirnya mengakui kembali bahwa Papua adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI.

Papua merupakan wilayah dengan kekayaan alam yang melimpah, sehingga tidak heran jika aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak asing di wilayah ini seringkali semata-mata hanya karena ingin memperoleh keuntungan dari kekayaan alam yang begitu sangat menjanjikan. Jadi jangan biarkan permasalahan dalam negeri Indonesia dicampuri oleh negara asing, karena mereka hanya mempunyai kepentingan lain atas kondisi yang ada. Bangsa Indonesia harus memperjuangkan Papua sebagai Kesatuan NKRI. Usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan di Papua merupakan salah satu cara agar Papua bisa maju dan memiliki kesetaraan dengan pembangunan-pembangunan di Kota lain di Indonesia. Bukan hanya di bidang pembangunan, tetapi jaminan HAM yang selama ini menjadi topik permasalahan di Papua juga harus segera diperjuangkan, sebagai bangsa yang hebat dan bermartabat kita harus mampu menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa harus meminta campur tangan Negara lain yang hanya memiliki kepentingan lain dan hanya berniat untuk membawa kehancuran dan kekacauan di Papua.

                                                                                             Penulis and publish, Suara sagu news team


Demikianlah Artikel Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI

Sekianlah artikel Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hasil Pepera Tahun 1969 Menunjukkan Keinginan Mutlak Rakyat Irian Barat Untuk Bergabung Dengan NKRI dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2017/06/hasil-pepera-tahun-1969-menunjukkan.html

Subscribe to receive free email updates: