Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk

Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk - Hallo sahabat Berita Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk
link : Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk

Baca juga


Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk

Foto : Ir Julius Jems Tuuk
BOLMONG,Elnusanews - Memasuki masa pemupukan sebanyak 5.500 Ha sawah yang sudah ditanami padi berusia 2 minggu s/d 1,5 bulan terancam mengalami gagal panen. Pasalnya petani di wilayah Dumoga dan sekitarnya mengeluhkan hilangnya pupuk di pasaran. Jika kelangkaan pupuk ini terus terjadi, maka dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas padi saat panen nantinya, dan kemungkinan terburuknya adalah para petani akan mengalami gagal panen.

Hal tersebut diungkapkan para petani padi saat Legislator DPRD Sulut, Ir Julius Jems Tuuk, melakukan chek on the spot di wilayah Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sabtu (17/12) kemarin.

Menurut Ketua Perhimpunan Petani Beras Dumoga Soe Pontoh, kelangkaan pupuk terjadi pada jenis pupuk SP 36 dan SPK Ponzka. Kedua pupuk tersebut  mengalami kelangkaan sejak bulan Oktober 2016. 

"Yang kosong itu adalah pupuk jenis SP 36 dan dan SPK Phonzka kelangkaan itu terjadi sudah dua kali panen. Nah hilangnya kemana? entah ke Indonesia Timur apakah Indonesia Barat, akan tetapi di bagian Indonesia Tengah mengalami kekurangan," ujar Pontoh kepada Tuuk.

Masih menurutnya, seharusnya data dari pertanian diserahkan kepada perdagangan, sehingga pertanian itu bisa memberi dasar ke perdagangan tentang alokasi pemberian pupuk kepada para petani, baik di area persawahan maupun di area ladang.

Sementara itu dikatakan Tuuk, jika pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)  tidak dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk yang ada di daerah Bolmong khususnya Dumoga, maka ini akan berdampak pada menurunnya produksi beras di Sulut, mengingat daerah Bolmong merupakan salah satu daerah penghasil beras  terbesar di Sulut.

"Jika dalam 1 ha menghasilkan 2,5 ton beras, jika tanaman padi dirawat dan dipupuk dengan baik, maka akan menghasilkan beras sebanyak 13.750 ton. Dan, jika pemeliharan tidak baik, karena pupuk hilang di pasaran, maka potensi kehilangan produksi beras di sulut adalah sebanyak 3.437 ton," jelas Tuuk kepada media ini.

Legislator yang diusung partai PDIP ini  juga mendesak agar kiranya pemerintah provinsi dalam hal ini Disperindag Sulut dapat turun langsung kelapangan untuk melihat persis bagaimana dampak dari kelangkaan pupuk  dan dapat segera mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalisir tingkat kerugian para petani beras yang ada di wilayah Dumoga. 

" Saya mendesak Disperindag dapat turun kelapangan dan dapat mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat kelangkaan pupuk di Dumoga," pungkasnya. (RaKa)




Demikianlah Artikel Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk

Sekianlah artikel Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Petani Padi di Dumoga Keluhkan Kelangkaan Pupuk ke Tuuk dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2016/12/petani-padi-di-dumoga-keluhkan.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :