Judul : 1.145 Bencana Landa Jateng
link : 1.145 Bencana Landa Jateng
1.145 Bencana Landa Jateng
Foto : Brtg |
SEMARANG - Curah hujan yang kian tinggi di beberapa daerah, beberapa waktu terakhir ini, membuat Jawa Tengah waspada bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mencatat, selama Januari-19 September 2016 sudah terjadi 1.145 bencana di Jateng.
Kebanyakan merupakan bencana alam, yaitu 245 kejadian angin puting beliung, 165 banjir, 383 tanah longsor, dan 11 gerakan tanah. Selain itu, terjadi 165 kasus kebakaran. Berbagai bencana tersebut menyebabkan 106 orang meninggal dunia, 21 hilang, 51 luka berat, dan 17.059 warga terpaksa mengungsi. Akibat lain, 1.033 rumah roboh, 454 rumah rusak, dan 47 gedung sekolah juga terkena imbas.
"Jateng waspada bencana. Wilayah-wilayah yang sering mengalami bencana harus lebih waspada," kata Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana, Kamis (22/9). Cilacap menduduki peringkat pertama jumlah bencana dengan 146 kejadian yang terdiri atas 34 kali angin puting beliung, 27 banjir, 43 tanah longsor, 41 kebakaran, dan sekali terjadi gerakan tanah.
Diikuti Banyumas dengan 101 kejadian yang terdiri atas 26 kali angin puting beliung, sembilan banjir, 36 tanah longsor, 29 kebakaran, dan sekali gerakan tanah. Namun jika dilihat dari dampak, Kebumen menduduki peringkat pertama.
Terjadi 65 kali bencana, 21 di antaranya tanah longsor, mengakibatkan enam orang meninggal dan kerugian materi ditaksir Rp 16,35 miliar. Dilihat dari kondisi geografi dan letak permukiman, ancaman korban jiwa terbesar ada di Karanganyar. Longsor mengancam setidaknya 1.904 jiwa.
Sebagai antisipasi, sejumlah tindakan telah diambil BPBD Jateng. Pertama, memasang sistem peringatan dini longsor di empat kabupaten, yakni Purworejo, Cilacap, Karanganyar, dan Banjarnegara. Kedua, melatih masyarakat agar waspada bencana. Pelatihan disesuaikan dengan potensi bencana di masing-masing daerah.
Misalnya, apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, penentuan tempat pengungsian, serta penanganan awal bencana. Tahun ini BPBD menerima alokasi anggaran Rp 15,6 miliar dari APBD Jateng. Anggaran belanja langsung digunakan untuk kegiatan pencegahan bencana, prabencana, saat bencana, dan pascabencana. Namun dalam pelaksanaan, BPBD Jateng tetap berkoordinasi dengan BPBD di kabupaten/kota.
Peringatan Dini
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Agus Sudaryatno mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang dan petir akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah bagian selatan, yakni Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Banyumas dalam tiga hari ke depan. Pihaknya meminta masyarakat di daerah tersebut mewaspadai longsor dan banjir.
Di wilayah tersebut pada Oktober diperkirakan juga akan terjadi hujan lebat dengan curah hujan di atas 400 milimeter. Warga di daerah itu juga diminta mewaspadai angin kencang dan petir pada siang-sore hari dalam waktu singkat. ëíSekarang di Jateng bagian selatan masih pancaroba.
Tapi sudah ada potensi hujan lebat,íí katanya. Wakil Ketua PMI Jawa Tengah Edy Susanto mengatakan, telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Jateng terkait antisipasi bencana. Sukarelawan dan logistik telah disiapkan. (SM)
Demikianlah Artikel 1.145 Bencana Landa Jateng
Sekianlah artikel 1.145 Bencana Landa Jateng kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel 1.145 Bencana Landa Jateng dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2016/09/1145-bencana-landa-jateng.html