Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar

Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar - Hallo sahabat Berita Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita Berita, Artikel Berita dini hari, Artikel Berita hangat, Artikel Berita harga, Artikel Berita hari ini, Artikel Berita islam, Artikel Berita jalanan, Artikel Berita kemarin, Artikel Berita malam ini, Artikel Berita politik, Artikel Berita terbaru, Artikel Berita war, Artikel ini Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar
link : Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar

Baca juga


Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar



SULUT,Elnusanews - Misi Dagang dan Investasi menjadi cara jitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mengungkit neraca perdagangan dan kerjasama strategis antar daerah. Tak hanya itu, program ini juga menjadi salah satu harapan bagi daerah untuk mengendalikan laju inflasi.


Hal tersebut diungkapkan Gubernur Khofifah saat memimpin gelaran Misi Dagang dan Investasi antara Jawa Timur dan Sulawesi Utara di Sintesa Peninsula Hotel, Kamis (25/8). Gubernur Khofifah mengatakan, sesuai arahan Gubernur Bank Indonesia yang mengatakan bahwa laju inflasi dapat dikendalikan antara lain melalui peningkatan kerjasama antar daerah. 


“Sebelum arahan ini muncul, Jatim sudah keliling. Kita terus gerilya untuk memperkuat kerjasama antar daerah melalui misi dagang sejak tahun 2019,” ungkapnya.


Selama misi dagang ini dilaksanakan, Khofifah mengakui adanya antusiasme yang kuat baik dari pelaku usaha maupun buyer. Antusiasme juga tampak dalam misi dagang dan investasi di Kota Manado Sulawesi Utara ini.


Transaksi  dimulai  pukul 09.00  WITA dengan serangkaian perkenalan pedagang kedua provinsi  serta peragaan busana tenun dan batik dari kedua provinsi. Sementara pembukaan dilakukan pada pukul 11.45 dengan ditandai  pemukulan alat musik khas Sulawesi Utara berupa Tambor oleh Gubernur Khofifah dan Wagub Sulut Steven Kandouw, delapan jam   berikutnya pukul 18.00 WITA, transaksi ditutup, tercatat total  40 transaksi mencapai  Rp 159 miliar.


Dalam misi dagang kali ini, Khofifah membawa 38 pelaku usaha asal Jatim untuk memasarkan hasil usahanya. Antara lain produk tas anyam, produk tile (granit dan keramik), batik tulis, jasa kepelabuhanan, olahan ikan, olahan kopi dan cokelat, beragam  produk holtikultura dan sebagainya.


Sementara dari Provinsi Sulawesi Utara menghadirkan sebanyak 100 pelaku usaha yang bergerak diberbagai bidang. Diantaranya, olahan ikan atau frozen food, arang batok kelapa, rempah, produk holtikultura, gula aren,  sarang burung walet dan masih banyak lagi.


“Tahun 2021  kita sempat mengalami defisit perdagangan eksport luar negeri  karena kelangkaan kontainer, sehingga ekspor  ke luar negeri Jatim agak  terhambat . Namun di tahun yang sama, tahun 2021 neraca perdagangan antar daerah surplus Rp 233,02 triliun,” jelasnya detil


“Sedangkan pada semester I tahun 2022, neraca perdagangan Jatim dengan antar provinsi dan  pulau telah mencapai Rp. 151 triliun,” tambahnya


Di sinilah Khofifah melihat besarnya potensi yang harus dimanfaatkan antar masing-masing daerah se Indonesia. Sebab jika tidak, maka pasar kita akan dibanjiri produk  luar negeri sementara kita memiliki kemampuan untuk mrmenuhinya.


“Kita harus saling proaktif mendatangi daerah-daerah. Karena  pasar  kita sangat besar potensinya. Jika tidak kita manfaatkan, maka pihak luar negeri  yang akan menguasai pasar kita,  sementara kita punya kemampuan untuk memenuhinya,” ungkapnya


Gubernur Perempuan Pertama di Jatim ini juga menyampaikan, industri manukfaktur di Jatim memiliki kontribusi besar yakni lebih dari 30%. Hal tersebut disampaikannya bisa menjadi potensi kerjasama strategis antara Jatim dengan Sulut.


“Misi dagang dan Investasi artinya peluang untuk berinvestasi baik dari Jatim  ke Sulut maupun sebaliknya sama pentingnya. Kenapa? Industri manufaktur di Jawa Timur itu lebih 30%. Katakanlah raw materialnya dari Sulut. Rempah-rempahnya di sini luar biasa Kemudian proses manufakturnya di Jatim dan kemudian kembali menemukan pasar di Sulut. Ini akan jadi kontrak bisnis yang win win profit,” jelasnya panjang.


Sebagai informasi, berdasarkan data BPS catatan transaksi perdagangan antara Jatim dan Sulut ditahun 2021 mencapai total nilai Rp. 1,75 triliun. Dengan rincian nilai muat (Jatim ke Sulut) sebesar Rp. 1,45 triliun dan nilai bongkar (Sulut ke Jatim) sebesar Rp. 300,45 miliar. Dari transaksi ini, neraca perdagangan Jatim atas Sulut mengalami  surplus  sebesar Rp. 1,15 triliun.


Adapun barang yang diminati oleh Provinsi Sulut dari Jatim adalah Minyak bahan bakar , Cerutu dan Sigaret, Buah Apel, Perhiasan dan Aksesoris, Jeruk Pamelo,Anggur, Sepeda Motor, Daging dan Telur Ayam, Minyak Goreng, dan sebagainya.  Sedangkan barang yang diminati Provinsi Jatim dari Sulut adalah Briket batubara, Ikan hidup , Kayu gelondongan dari pohon bukan jenis konifera, Ikan beku, Biji Pala, Bunga Pala, Kapulaga, Getah Alam, Kacang-kacangan, dan lain-lain.


Selain menggelar misi dagang, Khofifah juga menggelar Forum Silaturahmi Masyarakat Sulawesi Utara asal Jatim. Kepada seluruh tamu undangan yang hadir, Khofifah menyampaikan bahwa pentingnya toleransi dan moderasi dalam keberagaman harus dijunjung tinggi.


_Teken 25 MoU Bukti Nyata Komitmen Membangkitkan Ekonomi Bersama antara Jatim dan Sulut_


Dalam misi dagang kali ini juga dilakukan Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh beberap OPD Pemprov Jatim, BUMD Jatim, dan Organisasi Pengusaha di Jatim dengan Provinsi Sulawesi Utara.


Tercatat ada 25 Perjanjian Kerjasama yang telah di lakukan hari ini. Pelaksanaan penandatanganan MoU ini sendiri terbagi dalam 2 kali sesi.


Sesi pertama dilakukan penandatanganan PKS oleh OPD Prov Jatim dengan OPD Prov Sulut. Penandatanganan dilakukan oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Prov Jatim Dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi Dan UKM Prov Jatim Dengan Dinas Koperasi Dan UKM Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah (KUKM)

, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Jatim Dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Bidang Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Prov Jatim Dengan Dinas Pangan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Fasilitasi dan Pengembangan Sumber Daya Tanaman Pangan.


Selanjutnya juga ada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Prov Jatim Dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Fasilitasi Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Tanaman Hortikultura, Dinas Peternakan Prov Jatim Dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Fasilitasi Pengembangan Sektor Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan Prov Jatim Dengan Dinas Perkebunan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Fasilitasi Peningkatan Dan Pengembangan Sumber Daya Perkebunan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Prov Jatim Dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Dan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam Di Desa.


Juga ada Dinas Komunikasi dan Informatika Prov Jatim Dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Pelatihan Teknis Komunikasi dan Informatika serta Publikasi Informasi, Dinas Kehutanan Prov Jatim Dengan Dinas Kehutanan Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Pengelolaan Potensi Dan Sumber Daya Hutan, yang terakhir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim Dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Prov. Sulut Tentang Kerja Sama Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif


Selain 11 OPD yang melakukan Perjanjian Kerjasama , juga ada 11 BUMD milik Jatim dan 3 Organisasi Bidang Usaha di Jatim. yang melakukan Penandatanganan MoU.


Untuk organisasi pengusaha, dilakukan penandatanganan MoU oleh KADIN Prov. Jatim dengan KADIN Prov. Sulut, IWAPI Prov. Jatim dengan IWAPI Prov. Sulut, FORKAS Prov. Jatim Dengan REI Prov. Sulut. 


“Kita harapkan dari kegiatan ini adalah tindak lanjut dan  kontinuitas dari proses resiprokal trading ini. Karena antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemprov Sulawesi Utara ada kebutuhan-kebutuhan yang bisa saling mengisi dan saling memenuhi ,” harapnya


Diakhir dirinya juga mengatakan bahwa ditiap daerah utamanya Sulut termasuk juga di Jatim wajib melakukan proses penemu kenalan sebuah potensi yang memungkinkan untuk mensubtitusi barang  impor di daerah lainnya.


“Sesungguhnya penemu kenalan di lapangan ternyata menjadikan sama-sama terinisiasi untuk melakukan sesuatu yang lebih produktif diantara kedua pihak,” tutupnya


Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw yang hadir mewakili Gubernur Sulawesi Utara menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran seluruh rombongan dari Jatim untuk gelaran misi dagang.


Steven menjelaskan dengan total penduduk 2,62 juta jiwa, Sulut memiliki angka kemiskinan yang berada dibawah standar 10% yakni 7,9%. Pertumbuhan ekonomi Sulut pada kondisi pandemi mencapai 5,8% diatas rerata nasional.


Sulut juga menjadi provinsi yang paling bahagia nomor 3 se Indonesia dimana peringkat pertamanya disabet oleh Jawa Timur.


“Mengapa demikian, disinilah anda akan menemukan sebuah keharmonian. Karena sulut adalah salah satu provini yang paling harmoni dan memiliki partisipasi gender tertinggi di Indonesia,” katanya


“Sebanyak 30% eselon II adalah wanita dan 60% eselon I adalah seorang wanita juga,” tambahnya


Dirinya kemudian menuturkan, Manado dalam hal ini Sulawesi Utara merupakan _second home_ bagi masyarakat yang ada di wilayah Indonesia Timur.


“Jadi sangat pas jika misi dagang ini di gelar di Sulawesi Utara. Saya optimis bahwa potensi sustainable perdagangan disini sangat diperlukan utamanya dari Jatim,” ujarnya


Hal tersebut diungkapkannya sebab, hanya Provinsi Jatim yang pertama kali menggelar misi dagang di Sulawesi Utara. Dirinya juga optimis bahwa jika sinergi sudah terjalin maka sustainable harus dipertahankan.


“Ini karena saya survey ke Bupati-bupati yang ada di Kepulauan kami, 70% _consumer goods_ berasal dari Surabaya langsung tanpa melewati Manado,” tegasnya


“Inilah yang membuat saya yakin bahwa pemilihan Sulawesi Utara sebagai lokasi misi dagang adalah hal yang sangat tepat. Terima kasih banyak Ibu Gubernur, semoga kerjasama sinergis akan terjalin dan berkesinambungan,” tandasnya.


(roker/*)



Demikianlah Artikel Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar

Sekianlah artikel Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Misi Dagang Jatim-Sulut Catat 40 Transaksi Capai Rp 159 Miliar dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2022/08/misi-dagang-jatim-sulut-catat-40.html

Subscribe to receive free email updates: