Judul : Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang
link : Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang
Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang
Dimana salah satu petani kopra Piter Muhami mempertanyakan bahwa harga kopra saat ini sangat merugikan petani, pasalnya harga kopra tersebut nyaris setiap harinya turun.
"Kondisi ini menjadi kekhawatiran tersendri bagi petani kopra di kota Bitung bahkan di Sulut,"keluh Piter.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini pak Gubernur dan Wali kota proaktif karna petani kopra terancam rugi lebih banyak pengeluran dari pemasukan pengolahan kopra jika harga terus turun.
"Dan sebutan daerah kita sebagai Nyiur Melambay bisa-bisa hilang,"tamba warga Lembeh ini.
Sementara E.E Mangindaan mengatakan, masukan saran masyarakat Bitung dan persoalan ini akan didahulukan diprioritaskan, Saya akan melaporkan masalah tersebut ke Kementerian Perdagangan RI masalah harga kopra turun.
"Saya akan melaporkan hal ini,"kata Mangindaan.
Oleh karena itu, lanjut mantan Gubernur Sulut ini menegaskan persolan yang dialami petani di Sulut terlebih khususnya di kota Bitung. Saya akan berjuang pecahkan persoalan ini.
"Saya akan berjuang,"tegas Mangindaan yang juga menjabat Wakil Ketua MPR RI ini didampinggi Ketua DPC Partai Demokrat Jacky Ticoalu dan sejumlah anggota partai dari Demokrat yakni, Denny Liemintang, Dewi Tampi, Serly Pangauw dan Lady Mantouw.
Lebih jauh ia mengatakan, persoalan ini saya akan duduk bersama dengan Gubernur Sulut pak Olly Dondokambey membicarakan bentuk persoalan tersebut.
"Ia mengatakan, dirinya berjanji akan menyelamatkan harga kopra di daerah Sulut,"tegasnya. (Rego)
Demikianlah Artikel Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang
Sekianlah artikel Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Petani Kopra Menjerit, Mangindaan Saya akan Berjuang dengan alamat link https://kuberitai.blogspot.com/2018/11/petani-kopra-menjerit-mangindaan-saya.html